TerjemahSafinatun Najah. Select Menu. Kitab Safinah Bab 1 Maksud dari Kitab Safinah bab 1 ini adalah fasal yang pertama yakni yang membahas tentang rukun Islam. Supaya lebih afdhol, Saya tulis kembali matannya di bawah ini : ูุตู„ - ุฃุฑูƒุงู† ุงู„ุฅุณู„ุงู… ุฎู…ุณุฉ : ุดู‡ุงุฏุฉ ุฃู† ู„ุงุฅู„ู‡ ุฅู„ุงุงู„ู„ู‡ ูˆุฃู† ู…ุญู…ุฏ ุฑุณูˆู„
Safinatun Najah Syarat Shalat, Bersuci dari Hadats dan NajisKali ini kita masuk pembahasan Safinatun Najah tentang syarat shalat yaitu bersuci dari hadats dan Isi tutup1. [Syarat Shalat]2. Catatan Pertama Syarat Wajib Kedua Suci dari hadats besar dan hadats Ketiga Catatan tentang shalat dalam keadaan Keempat Suci dari najis pada pakaian, badan, dan Kelima Catatan tentang bersuci dari najis untuk Keenam Umur anak diajak ReferensiSafinatun Najah 24Oleh Syaikh Salim bin Sumair Al-Hadhrami Asy-Syafiโ€™i[Syarat Shalat]ุดูุฑููˆู’ุทู ุงู„ุตูŽู‘ู„ุงูŽุฉู ุซูŽู…ูŽุงู†ููŠูŽุฉูŒ1- ุทูŽู‡ูŽุงุฑูŽุฉู ุงู„ุทูŽู‘ู‡ูŽุงุฑูŽุฉู ุนูŽู†ู ุงู„ู†ูŽู‘ุฌูŽุงุณูŽุฉู ูููŠู’ ุงู„ุซูŽู‘ูˆู’ุจู ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽุฏูŽู†ู ุณูŽุชู’ุฑู ุงุณู’ุชูู‚ู’ุจูŽุงู„ู ุฏูุฎููˆู’ู„ู ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ู ุฃูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ูŠูŽุนู’ุชูŽู‚ูุฏูŽ ููŽุฑู’ุถูŽุงู‹ ู…ูู†ู’ ููุฑููˆู’ุถูู‡ูŽุง ุงุฌู’ุชูู†ูŽุงุจู Syarat shalat ada 8, yaitu [1] suci dari dua hadats besar dan kecil, [2] suci dari najis pada pakaian, badan, dan tempat, [3] menutup aurat, [4] menghadap qiblat, [5] masuk waktu, [6] mengetahui fardhu shalat, [7] tidak meyakini fardhu shalat sebagai sunnah, dan [8] menjauhi DalilPertama Syarat Wajib ShalatSyarat wajib shalat ada enam 1 Islam, 2 baligh, 3 berakal, 4 bersih dari haidh dan nifas, 5 telah sampainya dakwah, 6 selamat panca indera. Lihat Nail Ar-Rajaaโ€™ bi Syarh Safinah An-Najah, hlm. pertama dari syarat wajib shalat di atas disepakati oleh para ulama. Lihat Mulakhash Fiqh Al-Ibaadaat, hlm. Suci dari hadats besar dan hadats kecilSuci dari hadats besar dan kecil merupakan syarat sahnya shalat, ada nukilan ijmak ulama dalam hal ini seperti dinyatakan oleh Ibnul Mundzir, Ibnu Hazm, Ibnu Baththal, Imam Nawawi, dan Al-Iraqi. Lihat Mulakhash Fiqh Al-Ibaadaat, hlm. Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ู„ุง ูŠูŽู‚ู’ุจูŽู„ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุตูŽู„ุงุฉูŽ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู’ ุฅุฐูŽุง ุฃูŽุญู’ุฏูŽุซูŽ ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ูŠูŽุชูŽูˆูŽุถูŽู‘ุฃูŽโ€œAllah tidaklah menerima shalat salah seorang di antara kalian ketika ia berhadats sampai ia berwudhu.โ€ HR. Bukhari, no. 6954 dan Muslim, no. 225As-Sayyid Ahmad bin Umar Asy-Syatiri Al-Alawi At-Tarimi Al-Hadrami Asy-Syafiโ€™i rahimahullah mengatakan, โ€œOrang yang melaksanakan shalat harus suci dari hadats kecil maupun hadats besar dengan menggunakan air atau debu dengan syarat tertentu. Tidak sah shalat yang dilakukan dengan tidak bersuci padahal terdapat air atau debu. Jika ia sengaja tidak bersuci dengan salah satunya padahal dalam keadaan tahu, ia dihukumi berdosa. Jika ia lupa, ia diberi ganjaran atas niatannya. Adapun jika ada yang tidak bisa bersuci dengan air atau debu, maka ia shalat demi memenuhi kewajiban dan untuk menghormati waktu. Namun shalat yang dilakukan dalam keadaan tersebut, tetap diulang.โ€ Nail Ar-Rajaaโ€™ bi Syarh Safinah An-Najah, hlm. 207.Ketiga Catatan tentang shalat dalam keadaan berhadatsSiapa yang shalat dalam keadaan lupa atau tidak tahu kalau ia masih dalam keadaan berhadats, maka shalatnya wajib diulangi. Hal ini disepakati oleh para ulama sebagaimana ada ijmak yang dinyatakan oleh Ibnu Abdil Barr, Imam Nawawi, Ibnu Taimiyyah, dan Ibnu yang tidak mendapati air, juga tidak mendapati debu karena ada uzur yang teranggap seperti karena ditawan atau sakit, maka ia shalat sesuai kondisinya, dan shalatnya tidak perlu diulang. Inilah pendapat dalam madzhab Hambali, pendapat ulama Malikiyyah, salah satu pendapat Syafiโ€™iyyah, dipilih pula oleh Imam Bukhari, Ibnu Hazm, Imam Nawawi, Ibnu Taimiyyah, Ibnu Utsaimin, dan fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah komisi fatwa KSA.Keempat Suci dari najis pada pakaian, badan, dan tempatSuci dari najis pada badan, pakaian, dan tempat shalat adalah syarat sahnya shalat. Hal ini berdasarkan pendapat jumhur ulama, termasuk di dalamnya ulama Syafiโ€™iyyah. Lihat Mulakhash Fiqh Al-Ibaadaat, hlm. yang menunjukkan perintah harus bersuci dari najis adalah empat dalil firman Allah Taโ€™ala,ูˆูŽุซููŠูŽุงุจูŽูƒูŽ ููŽุทูŽู‡ูู‘ุฑู’โ€œDan pakaianmu bersihkanlah.โ€ QS. Al-Mudatstsir 4Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, ia berkata bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah melewati salah satu sudut kota Madinah atau Makkah, lalu beliau mendengar suara dua orang yang sedang diazab di kubur. Beliau pun bersabda,ูŠูุนูŽุฐูŽู‘ุจูŽุงู†ูุŒ ูˆูŽู…ูŽุง ูŠูุนูŽุฐูŽู‘ุจูŽุงู†ู ูููŠ ูƒูŽุจููŠุฑูุŒ ุจูŽู„ูŽู‰ุŒ ูƒูŽุงู†ูŽ ุฃูŽุญูŽุฏูู‡ูู…ูŽุง ู„ุงูŽ ูŠูŽุณู’ุชูŽุชูุฑู ู…ูู†ู’ ุจูŽูˆู’ู„ูู‡ูุŒ ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ุขุฎูŽุฑู ูŠูŽู…ู’ุดููŠ ุจูุงู„ู†ูŽู‘ู…ููŠู…ูŽุฉูโ€œMereka berdua disiksa. Mereka menganggap bahwa itu bukan perkara besar, namun sesungguhnya itu perkara besar. Orang yang pertama disiksa karena tidak menutupi diri ketika kencing. Adapun orang yang kedua disiksa karena suka mengadu domba.โ€ HR. Bukhari, no. 216 dan Muslim, no. 292.Dari Aisyah radhiyallahu anha, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ุฅูุฐูŽุง ุฃู‚ู’ุจูŽู„ูŽุชู ุงู„ุญูŽูŠู’ุถูŽุฉูุŒ ููŽุฏูŽุนููŠ ุงู„ุตูŽู‘ู„ูŽุงุฉูŽุŒ ูˆุฅุฐูŽุง ุฃุฏู’ุจูŽุฑูŽุชู’ุŒ ููŽุงุบู’ุณูู„ููŠ ุนูŽู†ู’ูƒู ุงู„ุฏูŽู‘ู…ูŽ ูˆุตูŽู„ูู‘ูŠ.โ€œJika datang haidh, maka tinggalkanlah shalat. Namun jika sudah selesai, mandilah dengan membersihkan bekas darah lalu shalat.โ€ HR. Bukhari, no. 226 dan Muslim, no. 333Dalil yang menunjukkan harus membersihkan tempat shalat dari najis adalah hadits Arab Badui ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyuruh menyiram air pada bekas kencingnya di masjid, beliau bersabda,ุตุจูู‘ูˆุง ุนู„ูŠู’ู‡ู ุฐู†ูˆุจู‹ุง ู…ู† ู…ุงุกูโ€œSiramkanlah sewadah air pada bekas kencingnya.โ€ HR. Bukhari dan Muslim.As-Sayyid Ahmad bin Umar menjelaskan, โ€œBersuci dari najis maksudnya adalah membersihkan najis yang tidak dimaafkan yang ada pada pakaian orang yang shalat dan semacamnya, termasuk juga yang dibawa, atau menempel dengan sesuatu yang dibawa. Begitu pula yang dimaksud adalah bersuci dari najis yang ada pada badan, termasuk yang ada dalam bagian dalam mata, mulut, dan hidung. Begitu pula tempat yang digunakan untuk shalat harus suci karena bertemu langsung dengan badan dan sesuatu yang dibawa.โ€ Nail Ar-Rajaaโ€™ bi Syarh Safinah An-Najah, hlm. 207.Kelima Catatan tentang bersuci dari najis untuk shalatJika tidak mampu atau ada bahaya sehingga tidak bisa menghilangkan najis, maka shalat dalam keadaan seperti itu, dan shalatnya tidak perlu diulangi. Inilah pendapat ulama Hanafiyyah, salah satu pendapat Hambali, pendapat Ibnu Qudamah, Ibnu Taimiyyah, Ibnu Baz, dan Ibnu mendapati najis pada badan atau pakaian ketika shalat, maka hendaklah najis tersebut dihilangkan tanpa tersisa, maka shalatnya tetap sah. Seperti ini adalah ijmak sebagaimana dinukil oleh Imam Nawawi dan Ibnu seseorang shalat terkena najis dalam keadaan lupa, tidak tahu, maka shalatnya sah dan tidak perlu diulang. Inilah pendapat Imam Ahmad dalam salah satu riwayat, pendapat Imam Syafiโ€™i yang qadim, dipilih oleh Ibnul Mundzir, Imam Nawawi, Ibnu Taimiyyah, Ibnul Qayyim, Ibnu Baz, dan Ibnu Umur anak diajak shalatDalam Mulakhash Fiqh Al-Ibaadaat hlm. 178 dijelaskan bahwa sepakat ulama madzhab, jika anak telah mencapai tujuh tahun sudah dilatih untuk shalat dan jika sudah menginjak sepuluh tahun boleh Amr bin Syuโ€™aib, dari bapaknya dari kakeknya radhiyallahu anhu, beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ู…ูุฑููˆุง ุฃูŽูˆู’ู„ุงูŽุฏูŽูƒูู…ู’ ุจูุงู„ุตูŽู‘ู„ุงูŽุฉู ูˆูŽู‡ูู…ู’ ุฃูŽุจู’ู†ูŽุงุกู ุณูŽุจู’ุนู ุณูู†ููŠู†ูŽ ูˆูŽุงุถู’ุฑูุจููˆู‡ูู…ู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ูˆูŽู‡ูู…ู’ ุฃูŽุจู’ู†ูŽุงุกู ุนูŽุดู’ุฑู ุณูู†ููŠู†ูŽ ูˆูŽููŽุฑูู‘ู‚ููˆุง ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู…ู’ ููู‰ ุงู„ู’ู…ูŽุถูŽุงุฌูุนูโ€œPerintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun. Pukul mereka jika tidak mengerjakannya ketika mereka berumur sepuluh tahun. Pisahkanlah tempat-tempat tidur mereka.โ€ HR. Abu Daud, no. 495. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih.ReferensiAl-Muโ€™tamad fii Al-Fiqh Asy-Syafiโ€™i. Cetakan kelima, Tahun 1436 H. Prof. Dr. Muhammad Az-Zuhaily. Penerbit Darul Fiqh Al-Ibaadaat. Cetakan kedua, Tahun 1438 H. Musyrif Syaikh Alawi bin Abdul Qadir As-Saqqaf. Penerbit Ad-Durar Ar-Rajaaโ€™ bi Syarh Safinah An-Najah. Cetakan pertama, Tahun 1439 H. As-Sayyid Ahmad bin Umar Asy-Syatiri Al-Alawi At-Tarimi Al-Hadrami Asy-Syafiโ€™i. Penerbit Darul Muhammad Abduh TuasikalArtikel
BABIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN shalat lima waktu yakni shalat fardhu yaitu Subuh, Zuhur, Ashar, Magrib, Dan Isya, serta shalat Sunnah. Metode bimbingan agama yang digunakan untuk memberikan bimbingan untuk sholat dan mengaji yaitu dengan Safinatun Najah sebuah kitab mengenai dasar-dasar ilmu fiqih, kita A tradicional e secular novena ao Senhor do Bonfim comeรงa nesta sexta-feira 8, na Basรญlica Santuรกrio Senhor Bom Jesus do Bonfim, no bairro de mesmo nome, em Salvador. As celebraรงรตes serรฃo feitas com acesso por ordem de chegada e terรฃo transmissรฃo online. Veja programaรงรฃo completa abaixo. As missas serรฃo feitas sempre ร s 19h, atรฉ o dia 16. O tema da festa neste ano serรก "Senhor do Bonfim, abraรงar a Sua cruz fortalece a fรฉ, liberta do medo e renova a nossa esperanรงa". Jรก o lema parte do versรญculo Joรฃo 16, 33 โ€œTende coragem! Eu venci o mundo!โ€ . Nas novenas, os fiรฉis prestarรฃo homenagens aos trabalhadores que atuaram e seguem atuando nos serviรงos essenciais do perรญodo da pandemia, alรฉm de pessoas que foram curadas da Covid-19, aos familiares das vรญtimas da doenรงa e ร s pessoas que fizeram distanciamento e o isolamento social. A tambรฉm tradicional lavagem das escadarias da basรญlica, com a passagem da imagem peregrina do Senhor do Bonfim serรก no dia 14. Neste ano, ela sairรก da Matriz da Parรณquia Nossa Senhora da Vitรณria, ร s 8h, em carro aberto rumo ร  Colina Sagrada, passando em frente ร  Basรญlica Santuรกrio Nossa Senhora da Conceiรงรฃo da Praia, fazendo o mesmo percurso do cortejo da lavagem. No dia 17, dia da festa ao Senhor do Bonfim, o repique dos sinos serรก ร s 5h. Por causa da pandemia, a basรญlica recebe os fiรฉis com nรบmero reduzido e nรฃo farรก a queima de fogos, em respeito aos doentes dos hospitais prรณximos ร  igreja. A missa solene serรก ร s 10h30, com celebraรงรฃo do arcebispo de Salvador e primaz do Brasil, cardeal Dom Sergio da Rocha. A partir das 15h, a imagem do Senhor do Bonfim sairรก novamente em carro aberto, para percorrer as ruas da Cidade Baixa, e serรก homenageada ao passar pelas igrejasde Nossa Senhora da Penha de Franรงa, Nossa Senhora da Boa Viagem, Nossa Senhora da Piedade, Nossa Senhora dos Mares e Sรฃo Jorge. Basรญlica de Nosso Senhor do Bonfim nรฃo vai ter a tradicional lavagem este ano, por causa da pandemia โ€” Foto German Maldonado / TV Bahia Programaรงรฃo 8/118h30 โ€“ Hasteamento da Bandeira do Senhor Bom Jesus do Bomfim no panteรฃo da Praรงa da Colina, dando inรญcio ร  programaรงรฃo da festa 2021;19h โ€“ 1ยช noite da novena, com presenรงa do cardeal Dom Sergio da Rocha, arcebispo de Salvador e primaz do Brasil;Homenagem aos trabalhadores da รกrea de limpeza pรบblica;9/119h โ€“ 2ยช noite da novena;Homenagem aos trabalhadores da รกrea do comรฉrcio em geral;10/1Missas nos horรกrios normais 5h40, 7h30; 9h, 11h, 15h e 17h;7h30 โ€“ Missa solene do Santรญssimo Sacramento presidida pelo padre Edson Menezes da Silva;19h โ€“ 3ยช noite da novena;Homenagem aos trabalhadores da รกrea de transporte pรบblico e particular;11/1 16h โ€“ Adoraรงรฃo ao Santรญssimo Sacramento Pedindo pela contenรงรฃo da 2ยช onda pandemia da COVID-19. Responsรกveis Vicentinos;19h โ€“ 4ยช noite da novena;Homenagem aos familiares dos que morreram de Covid 19 e familiares dos trabalhadores dos cemitรฉrios;12/116h โ€“ Adoraรงรฃo ao Santรญssimo Sacramento Pedindo pela contenรงรฃo da 2ยช onda pandemia da COVID-19. Responsรกveis Ministros Extraordinรกrios da Comunhรฃo;19h โ€“ 5ยช noite da novena;Homenagem aos trabalhadores da รกrea de comunicaรงรฃo;13/1 16h โ€“ Adoraรงรฃo ao Santรญssimo Sacramento Pedindo pela contenรงรฃo da 2ยช onda pandemia da COVID-19. Responsรกveis Apostolado da Oraรงรฃo;19h โ€“ 6ยช noite da novena;Homenagem ร s pessoas que viveram com seriedade a experiรชncia do distanciamento social em suas residรชncias;14/1Missas 7h20 e 17h;8h โ€“ saรญda da imagem peregrina do Senhor do Bonfim ;19h โ€“ 7ยช noite da novena;Homenagem ร s pessoas que contraรญram a COVID-19 e fizeram a experiรชncia do isolamento social em suas casas;15/119h โ€“ 8ยช noite da novena;Homenagem aos profissionais e trabalhadores da รกrea da saรบde;16/18h ร s 17h โ€“ Drive Thru Solidรกrio para recolher alimentos nรฃo perecรญveis, material de limpeza e higiene. Local de entrega Sede do Projeto Bom Samaritano;19h โ€“ 9ยช noite da novena;Homenagem aos trabalhadores da รกrea de seguranรงa pรบblica e privada;17/1 โ€“ Dia da festa ao Senhor do Bonfim 5h โ€“ Repique dos sinos; Horรกrio das Missas 5h40, 7h30, 9h, 10h30, 15h e ร s 17h;10h30 โ€“ Missa Solene;15h โ€“ Saรญda da imagem peregrina do Senhor do Bonfim. Veja mais notรญcias do estado no G1 Bahia. Assista aos vรญdeos do Jornal da Manhรฃ ๐Ÿ’ป Ouรงa 'O Assunto' ๐ŸŽ™
TentangKitab Safinah : Safinatun Najah Fiima Yajibu A'la Abdi Li Maulah. dimulai dengan bab dasar-dasar syariat, kemudian bab bersuci, bab shalat, bab zakat, bab puasa, dan bab haji yang ditambahkan oleh para ulama lainnya. Kitab ini disajikan dengan bahasa ya Share Get link; Facebook; Twitter; Pinterest; Email; Other Apps; Post a Comment
Terjemah Kitab Matan Safinatun Najah Bahasa Indonesia, Bagian 2, Bab Sholat Part 1Udzur-Udzur Sholat ููŽุตู’ู„ูŒ - ุฃูŽุนู’ุฐูŽุงุฑู ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ุงูุซู’ู†ูŽุงู†ู ุงู„ู†ู‘ูŽูˆู’ู…ู ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูุณู’ูŠูŽุงู†ู [Fasal] Udzur-udzur sholat ada 2 yaitu tidur dan Sholat ููŽุตู’ู„ูŒ - ุดูุฑููˆู’ุทู ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ุซูŽู…ูŽุงู†ููŠูŽุฉูŒ ุทูŽู‡ูŽุงุฑูŽุฉู ุงู„ู’ุญูŽุฏูŽุซูŽูŠู’ู†ู ูˆูŽุงู„ุทู‘ูŽู‡ูŽุงุฑูŽุฉู ุนูŽู†ู ุงู„ู†ู‘ูŽุฌูŽุงุณูŽุฉู ููู‰ ุงู„ุซู‘ูŽูˆู’ุจู ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽุฏูŽู†ู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽูƒูŽุงู†ู ูˆูŽุณูŽุชู’ุฑู ุงู„ู’ุนูŽูˆู’ุฑูŽุฉู ูˆูŽุงุณู’ุชูู‚ู’ุจูŽุงู„ู ุงู„ู’ู‚ูุจู’ู„ูŽุฉู ูˆูŽุฏูุฎููˆู’ู„ู ุงู„ู’ูˆูŽู‚ู’ุชู ูˆูŽุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ู ุจูููŽุฑู’ุถููŠู‘ูŽุชูู‡ูŽุง ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ูŠูŽุนู’ุชูŽู‚ูุฏูŽ ููŽุฑู’ุถู‹ุง ู…ูู†ู’ ููุฑููˆู’ุถูู‡ูŽุง ุณูู†ู‘ูŽุฉู‹ ูˆูŽุงุฌู’ุชูู†ูŽุงุจู ุงู„ู’ู…ูุจู’ุทูู„ูŽุงุชู [Fasal] Syarat-syarat sholat ada 8 yaitu 1. Suci dari 2 hadats2. Suci dari najis, baik di dalam pakaian, badan, dan tempat3. Menutup aurat4. Menghadap qiblat5. Masuknya waktu sholat6. Mengetahui kefardluan sholat7. Tidak meyakini bahwa sebuah fardlu rukun dari fardlu-fardlunya sholat adalah sunnah8. Menjauhi perkara-perkara yang bisa Aurat ุงู„ู’ุฃูŽุญู’ุฏูŽุงุซู ุงูุซู’ู†ูŽุงู†ู ุฃูŽุตู’ุบูŽุฑู ูˆูŽุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑูุŒ ููŽุงู„ู’ุฃูŽุตู’ุบูŽุฑู ู…ูŽุง ุฃูˆู’ุฌูŽุจูŽ ุงู„ู’ูˆูุถููˆู’ุกูŽุŒ ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ู…ูŽุง ุฃูŽูˆู’ุฌูŽุจูŽ ุงู„ู’ุบูุณู’ู„ูŽุŒ ุงู„ู’ุนูŽูˆู’ุฑูŽุงุชู ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนูŒ ุนูŽูˆู’ุฑูŽุฉู ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ู…ูุทู’ู„ูŽู‚ู‹ุง ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽู…ูŽุฉู ููู‰ ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ู…ูŽุง ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ุณู‘ูุฑูŽุฉู ูˆุงู„ุฑู‘ููƒู’ุจูŽุฉูุŒ ูˆูŽุนูŽูˆู’ุฑูŽุฉู ุงู„ู’ุญูุฑู‘ูŽุฉู ููู‰ ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ุฌูŽู…ููŠู’ุนู ุจูŽุฏูŽู†ูู‡ูŽุง ู…ูŽุง ุณููˆูŽู‰ ุงู„ู’ูˆูŽุฌู’ู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ูƒูŽูู‘ูŽูŠู’ู†ูุŒ ูˆูŽุนูŽูˆู’ุฑูŽุฉู ุงู„ู’ุญูุฑู‘ูŽุฉู ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽู…ูŽุฉู ุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ุฃูŽุฌูŽุงู†ูุจู ุฌูŽู…ููŠู’ุนู ุงู„ู’ุจูŽุฏูŽู†ูุŒ ูˆูŽุนูู†ู’ุฏูŽ ู…ูŽุญูŽุงุฑูู…ูู‡ูู…ูŽุง ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูุณูŽุงุกู ู…ูŽุง ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ุณู‘ูุฑู‘ูŽุฉู ูˆูŽุงู„ุฑู‘ููƒู’ุจูŽุฉู Hadats ada 2 yaitu hadats kecil dan hadast besar. Hadats kecil adalah sesuatu yang mewajibkan berwudlu dan hadats besar adalah sesuatu yang mewajibkan mandi ada 4, yaitu 1. Aurat laki-laki secara mutlak dan budak di dalam sholat adalah anggota badan antara pusar dan lutut2. Aurat wanita merdeka di dalam sholat adalah semua badannya, selain wajah dan kedua telapak tangan3. Aurat wanita merdeka dan budak wanita bagi orang-orang ajnabi bukan mahram adalah seluruh badannya4. Aurat wanita merdeka dan budak wanita bagi para mahramnya dan wanita lain adalah anggota tubuh antara pusar dan Sholat ููŽุตู’ู„ูŒ - ุฃูŽุฑู’ูƒูŽุงู†ู ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ุณูŽุจู’ุนูŽุฉูŽ ุนูŽุดูŽุฑูŽ ุงู„ู’ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ู ุงู„ู†ู‘ููŠู‘ูŽุฉูุŒ ุงู„ุซู‘ูŽุงู†ูู‰ ุชูŽูƒู’ุจููŠู’ุฑุฉู ุงู„ู’ุฅูุญู’ุฑูŽุงู…ูุŒ ุงู„ุซู‘ูŽุงู„ูุซู ุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู‚ูŽุงุฏูุฑู ููู‰ ุงู„ู’ููŽุฑู’ุถูุŒ ุงู„ุฑู‘ูŽุงุจุนู ู‚ูุฑูŽุงุกูŽุฉู ุงู„ู’ููŽุงุชูุญูŽุฉูุŒ ุงู„ู’ุฎูŽุงู…ูุณู ุงู„ุฑู‘ูŽูƒููˆู’ุนูุŒ ุงู„ุณู‘ูŽุงุฏูุณู ุงู„ุทู‘ูู…ูŽุฃู’ู†ููŠู’ู†ูŽุฉู ูููŠู’ู‡ูุŒ ุงู„ุณู‘ูŽุงุจุนู ุงู„ู’ุฅูุนู’ุชูุฏูŽุงู„ูุŒ ุงู„ุซู‘ูŽุงู…ูู†ู ุงู„ุทู‘ูู…ูŽุฃู’ู†ููŠู’ู†ูŽุฉู ูููŠู’ู‡ูุŒ ุงู„ุชู‘ูŽุงุณูุนู ุงู„ุณู‘ูุฌููˆู’ุฏู ู…ูŽุฑู‘ูŽุชูŽูŠู’ู†ูุŒ ุงู„ู’ุนูŽุงุดูุฑู ุงู„ุทู‘ูู…ูŽุฃู’ู†ููŠู’ู†ูŽุฉู ูููŠู’ู‡ูุŒ ุงู„ู’ุญูŽุงุฏูู‰ ุนูŽุดูŽุฑูŽ ุงู„ู’ุฌูู„ููˆู’ุณู ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ุณู‘ูŽุฌู’ุฏูŽุชูŽูŠู’ู†ูุŒ ุงู„ุซู‘ูŽุงู†ูู‰ ุนูŽุดูŽุฑูŽ ุงู„ุทู‘ูู…ูŽุฃู’ู†ููŠู’ู†ูŽุฉู ูููŠู’ู‡ูุŒ ุงู„ุซู‘ูŽุงู„ูุซูŽ ุนูŽุดูŽุฑูŽ ุงู„ุชู‘ูŽุดูŽู‡ู‘ูุฏู ุงู„ู’ุฃูŽุฎููŠู’ุฑูุŒ ุงู„ุฑู‘ูŽุงุจูุนูŽ ุนูŽุดูŽุฑูŽ ุงู„ู’ู‚ูุนููˆู’ุฏู ูููŠู’ู‡ูุŒ ุงู„ู’ุฎูŽุงู…ูุณูŽ ุนูŽุดูŽุฑูŽ ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ูููŠู’ู‡ูุŒ ุงู„ุณู‘ูŽุงุฏูุณูŽ ุนูŽุดูŽุฑูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ูุŒ ุงู„ุณู‘ูŽุงุจูุนูŽ ุนูŽุดูŽุฑูŽ ุงู„ุชู‘ูŽุฑู’ุชููŠู’ุจู [Fasal] Rukun-rukun sholat ada 17, yaitu 1 niat 2 takbiratul ihram 3 berdiri bagi orang yang mampu pada sholat fardlu 4 membaca Surat Al-Fatihah 5 ruku' 6 tumakninah di dalam ruku' 7 i'tidal 8 tumakninah di dalam i'tidal 9 sujud sebanyak 2 kali 10 tumakninah di dalam sujud 11 duduk di antara 2 sujud 12 tumakninah di dalam duduk di antara 2 sujud 13 tasyahud takhiyat akhir 14 duduk di dalam tasyahud akhir 15 membaca sholat nabi di dalam tasyahud akhir 16 salam 17 tertib berurutan.Unsur-Unsur Niat Dalam Sholat ููŽุตู’ู„ูŒ - ุงู„ู†ู‘ููŠู‘ูŽุฉู ุซูŽู„ูŽุงุซู ุฏูŽุฑูŽุฌูŽุงุชู ุฅูู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽุชู ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ููŽุฑู’ุถู‹ุง ูˆูŽุฌูŽุจูŽ ู‚ูŽุตู’ุฏู ุงู„ู’ููุนู’ู„ู ูˆูŽุงู„ุชู‘ูŽุนู’ูŠููŠู’ู†ู ูˆูŽุงู„ู’ููŽุฑู’ุถููŠู‘ูŽุฉูุŒ ูˆูŽุฅูู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽุชู’ ู†ูŽุงููู„ูŽุฉู‹ ู…ูุคูŽู‚ู‘ูŽุชูŽุฉู‹ ูƒูŽุฑูŽุงุชูุจูŽุฉู ุฃูŽูˆู’ ุฐูŽุงุชู ุณูŽุจูŽุจู ูˆูŽุฌูŽุจูŽ ู‚ูŽุตู’ุฏู ุงู„ู’ููุนู’ู„ู ูˆูŽุงู„ุชู‘ูŽุนู’ูŠููŠู’ู†ูุŒ ูˆูŽุฅูู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽุชู’ ู†ูŽุงููู„ูŽุฉู‹ ู…ูุทู’ู„ูŽู‚ู‹ุง ูˆูŽุฌูŽุจูŽ ู‚ูŽุตู’ุฏู ุงู„ู’ููุนู’ู„ู ููŽู‚ูŽุทู’ุŒ ุงู„ู’ููุนู’ู„ู ุฃูุตูŽู„ู‘ูู‰ ูˆูŽุงู„ุชู‘ูŽุนู’ูŠููŠู’ู†ู ุธูู‡ู’ุฑู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ุนูŽุตู’ุฑู‹ุง ูˆูŽุงู„ู’ููŽุฑู’ุถููŠู‘ูŽุฉู ููŽุฑู’ุถู‹ุง [Fasal] Niat ada 3 derajat, yaitu 1. Jika sholatnya adalah fardlu, maka wajib menyengaja melakukan, ta'yin menentukan jenis sholatnya, dan menyatakan Jika sholatnya adalah sholat sunnah yang telah ditentukan waktunya, seperti sholat sunnah rawatib atau sholat sunnah yang memiliki sebab, maka wajib menyengaja melakukan dan ta'yin menentukan jenis sholatnya3. Jika sholatnya adalah sholat sunnah mutlaq seperti sholat hajat, dll, maka wajib menyengaja melakukan saja. Menyengaja melakukan adalah lafadz "ุฃูุตูŽู„ู‘ูู‰" aku sholat, ta'yin adalah lafadz "ุธูู‡ู’ุฑู‹ุง" atau "ุนูŽุตู’ุฑู‹ุง" dan sholat 5 waktu lainnya, dan menyatakan kefardluannya adalah lafadz "ููŽุฑู’ุถู‹ุง".Syarat-Syarat Takbiratul Ihram ููŽุตู’ู„ูŒ - ุดูุฑููˆู’ุทู ุชูŽูƒู’ุจููŠู’ุฑูŽุฉู ุงู„ู’ุฅูุญู’ุฑูŽุงู…ู ุณูุชู‘ูŽุฉูŽ ุนูŽุดูŽุฑูŽ ุฃูŽู†ู’ ุชูŽู‚ูŽุนูŽ ุญูŽุงู„ูŽุฉูŽ ุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ู ููู‰ ุงู„ู’ููŽุฑู’ุถู ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ุชูŽูƒููˆู’ู†ูŽ ุจูุงู„ู’ุนูŽุฑูŽุจููŠู‘ูŽุฉู ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ุชูŽูƒููˆู’ู†ูŽ ุจูู„ูŽูู’ุธู ุงู„ู’ุฌูŽู„ูŽุงู„ูŽุฉู ูˆูŽู„ูŽูู’ุธู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ูˆูŽุงู„ุชู‘ูŽุฑู’ุชููŠู’ุจู ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽูู’ุธูŽูŠู’ู†ู ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ูŠูŽู…ูุฏู‘ูŽ ู‡ูŽู…ู’ุฒูŽุฉูŽ ุงู„ู’ุฌูŽู„ูŽุงู„ูŽุฉู ูˆูŽุนูŽุฏูŽู…ู ู…ูŽุฏู‘ู ุจูŽุงุกู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ูŠูุดูŽุฏู‘ูุฏูŽ ุงู„ู’ุจูŽุงุกูŽ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ูŠูŽุฒููŠู’ุฏูŽ ูˆูŽุงูˆู‹ุง ุณูŽุงูƒูู†ูŽุฉู‹ ุฃูŽูˆู’ ู…ูุชูŽุญูŽุฑู‘ููƒูŽุฉู‹ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ู’ูƒูŽู„ูู…ูŽุชูŽูŠู’ู†ู ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ูŠูŽุฒููŠู’ุฏูŽ ูˆูŽุงูˆู‹ุง ู‚ูŽุจู’ู„ูŽ ุงู„ู’ุฌูŽู„ูŽุงู„ูŽุฉู ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ูŠูŽู‚ูููŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ูƒูŽู„ูู…ูŽุชูŽูŠู ุงู„ุชู‘ูŽูƒู’ุจููŠู’ุฑู ูˆูŽู‚ู’ููŽุฉู‹ ุทูŽูˆููŠู’ู„ูŽุฉู‹ ูˆูŽู„ุงูŽ ู‚ูŽุตููŠู’ุฑูŽุฉู‹ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ูŠูุณู’ู…ูุนูŽ ู†ูŽูู’ุณูŽู‡ู ุฌูŽู…ููŠู’ุนูŽ ุญูุฑููˆู’ููู‡ูŽุง ูˆูŽุฏูุฎููˆู’ู„ู ุงู„ู’ูˆูŽู‚ู’ุชู ููู‰ ุงู„ู’ู…ูุคูŽู‚ู‘ูŽุชู ูˆูŽุฅููŠู’ู‚ูŽุงุนูู‡ูŽุง ุญูŽุงู„ูŽ ุงู„ู’ุฅูุณู’ุชูู‚ู’ุจูŽุงู„ู ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ูŠูุฎูู„ู‘ูŽ ุจูุญูŽุฑู’ูู ู…ูู†ู’ ุญูุฑููˆู’ููู‡ูŽุง ูˆูŽุชูŽุฃู’ุฎููŠู’ุฑู ุชูŽูƒู’ุจููŠู’ุฑูŽุฉู ุงู„ู’ู…ูŽุฃู’ู…ููˆู’ู…ู ุนูŽู†ู’ ุชูŽูƒู’ุจููŠู’ุฑูŽุฉู ุงู„ู’ุฅูู…ูŽุงู…ู [Fasal] Syarat-syarat takbiratul ihram ada 16, yaitu 1. Takbiratul Ihram jatuh pada keadaan berdiri pada sholat fardlu2. Takbiratul Ihram harus dengan Bahasa Arab3. Takbiratul Ihram harus dengan menggunakan lafadz jalalah ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ู4. Menggunakan lafadz "ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู".5. Tertib berurutan antara 2 lafadz itu lafadz jalalah dan lafadz "ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู"6. Tidak boleh memanjangkan hamzah pada lafadz jalalah ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ู7. Tidak boleh memanjangkan huruf ba' pada lafadz "ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู"8. Tidak boleh mentasydid huruf ba' pada lafadz "ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู"9. Tidak boleh menambah huruf wawu mati sukun atau hidup berharakat di antara 2 kalimat itu di antara lafadz jalalah dan lafadz "ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู"10. Tidak boleh menambah huruf wawu sebelum lafadz jalalah ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ู11. Tidak boleh berhenti di antara 2 kalimat takbir di antara lafadz jalalah dan lafadz "ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู" dengan berhenti lama dan tidak pula pendek 12. Diri sendiri harus bisa mendengar semua huruf-huruf takbiratul ihram13. Masuknya waktu di dalam sholat yang diwaktukan sholat fardlu 5 waktu14. Jatuhnya ucapan takbiratul ihram pada keadaan menghadap kiblat15. Tidak merusak satu huruf dari huruf-huruf takbiratul ihram 1Catatan 1 Dalam Kitab Kasyifatus Saja dijelaskan misalnya dengan menggati huruf hamzah pada lafadz "ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู" dengan huruf Dan mengakhirkan takbirnya makmum dari takbirnya Membaca Surat Fatihah Dalam Sholat ููŽุตู’ู„ูŒ - ุดูุฑููˆู’ุทู ุงู„ู’ููŽุงุชูุญูŽุฉู ุนูŽุดูŽุฑูŽุฉูŒ ุงู„ุชู‘ูŽุฑู’ุชููŠู’ุจู ูˆูŽุงู„ู’ู…ููˆูŽุงู„ูŽุงุฉู ูˆูŽู…ูุฑูŽุงุนูŽุงุฉู ุญูุฑููˆู’ููู‡ูŽุง ูˆูŽู…ูุฑูŽุงุนูŽุงุฉู ุชูŽุดู’ุฏููŠู’ุฏูŽุชูู‡ูŽุง ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ูŠูŽุณู’ูƒูุชูŽ ุณูŽูƒู’ุชูŽุฉู‹ ุทูŽูˆููŠู’ู„ูŽุฉู‹ ูˆูŽู„ูŽุง ู‚ูŽุตููŠู’ุฑูŽุฉู‹ ูŠูŽู‚ู’ุตูุฏู ุจูู‡ูŽุง ู‚ูŽุทู’ุนูŽ ุงู„ู’ู‚ูุฑูŽุงุกูŽุฉู ูˆูŽู‚ูุฑูŽุงุกูŽุฉู ูƒูู„ู‘ู ุฃูฐูŠูŽุงุชูู‡ูŽุง ูˆูŽู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ุงู„ู’ุจูŽุณู’ู…ูŽู„ูŽุฉู ูˆูŽุนูŽุฏูŽู…ู ุงู„ู„ู‘ูŽุญู’ู†ู ุงู„ู’ู…ูุฎูู„ู‘ู ุจูุงู„ู’ู…ูŽุนู’ู†ูฐู‰ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ุชูŽูƒููˆู’ู†ูŽ ุญูŽุงู„ูŽุฉูŽ ุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ู ููู‰ ุงู„ู’ููŽุฑู’ุถู ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ูŠูุณู’ู…ูุนูŽ ู†ูŽูู’ุณูŽู‡ู ุงู„ู’ู‚ูุฑูŽุงุกูŽุฉูŽ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ูŠูŽุชูŽุฎูŽู„ู‘ูŽู„ูŽู‡ูŽุง ุฐููƒู’ุฑูŒ ุฃูŽุฌู’ู†ูŽุจููŠู‘ูŒ[Fasal] Syarat-syarat fatihah ada 10, yaitu 1. Tertib berurutan ayat-ayatnya2. Muwalah beruntutan ayat-ayatnya, tidak dipisah waktu lama3. Menjaga huruf-hurufnya4. Menjaga tasydid-tasydidnya5. Tidak diam dengan diam yang lama dan tidak pula pendek yang bertujuan untuk memutus bacaaan setiap ayat-ayatnya6. Membaca setiap ayat-ayatnya, dan termasuk basmallah7. Tidak adanya lagu yang bisa merusak makna8. fatihah harus dilakukan pada keadaan berdiri pada sholat fardlu9. Diri sendiri harus mendengar bacaan bacaan fatihah tersebut10. Tidak menyela-nyelahinya dengan bacaan dzikir Tasydid Dalam Surat Fatihah ููŽุตู’ู„ูŒ - ุชูŽุดู’ุฏููŠู’ุฏูŽุงุชู ุงู„ู’ููŽุงุชูุญูŽุฉู ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนูŽ ุนูŽุดูŽุฑูŽุฉูŽ ุจูุณู’ู…ู ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ู ููŽูˆู’ู‚ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽุงู…ูุŒ ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูฐู†ู ููŽูˆู’ู‚ูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุงุกูุŒ ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู…ู ููŽูˆู’ู‚ูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุงุกูุŒ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูฐู‡ู ููŽูˆู’ู‚ูŽ ู„ูŽุงู…ู ุงู„ู’ุฌูŽู„ุงูŽู„ูŽุฉูุŒ ุฑูŽุจู‘ู ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ ููŽูˆู’ู‚ูŽ ุงู„ู’ุจูŽุงุกูุŒ ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูฐู†ู ููŽูˆู’ู‚ูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุงุกูุŒ ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู…ู ููŽูˆู’ู‚ูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุงุกูุŒ ู…ูŽุงู„ููƒู ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู ููŽูˆู’ู‚ูŽ ุงู„ุฏู‘ูุงู„ูุŒ ุฅููŠู‘ูŽุงูƒูŽ ู†ูŽุนู’ุจูุฏู ููŽูˆู’ู‚ูŽ ุงู„ู’ูŠูŽุงุกูุŒ ุฅููŠู‘ูŽุงูƒูŽ ู†ูŽุณู’ุชูŽุนููŠู’ู†ู ููŽูˆู’ู‚ูŽ ุงู„ู’ูŠูŽุงุกูุŒ ุฅูู‡ู’ุฏูู†ูŽุง ุงู„ุตู‘ูุฑูŽุงุทูŽ ุงู„ู’ู…ูุณู’ุชูŽู‚ููŠู’ู…ูŽ ููŽูˆู’ู‚ูŽ ุงู„ุตู‘ูŽุงุฏูุŒ ุตูุฑูŽุงุทูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ููŽูˆู’ู‚ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽุงู…ูุŒ ุฃูŽู†ู’ุนูŽู…ู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ุบูŽูŠู’ุฑู ุงู„ู’ู…ูŽุบู’ุถููˆู’ุจู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุง ุงู„ุถู‘ูŽุงู„ู‘ููŠู’ู†ูŽ ููŽูˆู’ู‚ูŽ ุงู„ุถู‘ูŽุงุฏู ูˆูŽุงู„ู„ู‘ูŽุงู…ู[Fasal] Harakat tasydid pada Surat Fatihah ada 14, yaitu 1. Lafadz "ุจูุณู’ู…ู ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ู" di atas huruf lam2. Lafadz "ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูฐู†ู" di atas huruf ro'3. Lafadz "ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู…ู" di atas huruf ro'4. Lafadz "ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูฐู‡ู" di atas huruf lam jalalah5. Lafadz "ุฑูŽุจู‘ู ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ" di atas huruf ba'6. Lafadz "ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูฐู†ู" di atas huruf ro'7. Lafadz "ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู…ู" di atas huruf ro'8. Lafadz "ู…ูŽุงู„ููƒู ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู" di atas huruf dal9. Lafadz "ุฅููŠู‘ูŽุงูƒูŽ ู†ูŽุนู’ุจูุฏู" di atas huruf ya'10. Lafadz "ุฅููŠู‘ูŽุงูƒูŽ ู†ูŽุณู’ุชูŽุนููŠู’ู†ู" di atas huruf ya'11. Lafadz "ุฅูู‡ู’ุฏูู†ูŽุง ุงู„ุตู‘ูุฑูŽุงุทูŽ ุงู„ู’ู…ูุณู’ุชูŽู‚ููŠู’ู…ูŽ" di atas huruf shod12. Lafadz "ุตูุฑูŽุงุทูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ" di atas huruf lam13. Lafadz "ุฃูŽู†ู’ุนูŽู…ู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ุบูŽูŠู’ุฑู ุงู„ู’ู…ูŽุบู’ุถููˆู’ุจู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุง ุงู„ุถู‘ูŽุงู„ู‘ููŠู’ู†ูŽ" di atas huruf dlod14. Dan lafadz "ุฃูŽู†ู’ุนูŽู…ู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ุบูŽูŠู’ุฑู ุงู„ู’ู…ูŽุบู’ุถููˆู’ุจู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุง ุงู„ุถู‘ูŽุงู„ู‘ููŠู’ู†ูŽ" di atas huruf Mengangkat Kedua Tangan Dalam Sholat ููŽุตู’ู„ูŒ - ูŠูุณูŽู†ู‘ู ุฑูŽูู’ุนู ุงู„ู’ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู†ู ูููŠู’ ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนูŽุฉู ู…ูŽูˆูŽุงุถูุนูŽ ุนูู†ู’ุฏูŽ ุชูŽูƒู’ุจููŠู’ุฑูŽุฉู ุงู„ู’ุฅูุญู’ุฑูŽุงู…ู ูˆูŽุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ุฑู‘ููƒููˆู’ุนู ูˆูŽุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ู’ุฅูุนู’ุชูุฏูŽุงู„ู ูˆูŽุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ู ู…ูู†ู’ ุงู„ุชูŽู‘ุดูŽู‡ู‘ูุฏู ุงู„ู’ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ู[Fasal] Disunnahkan mengangkat kedua tangan di dalam 4 tempat, yaitu 1. Ketika takbiratul ihram2. Ketika ruku'3. Ketika i'tidal4. Ketika berdiri dari tasyahhud awal tahiyat awal.Syarat-Syarat Sujud Dalam Sholat ููŽุตู’ู„ูŒ - ุดูุฑููˆู’ุทู ุงู„ุณู‘ูุฌููˆู’ุฏู ุณูŽุจู’ุนูŽุฉูŒ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุณู’ุฌูุฏูŽ ุนูŽู„ูฐู‰ ุณูŽุจู’ุนูŽุฉู ุฃูŽุนู’ุถูŽุงุกูŽ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ุชูŽูƒููˆู’ู†ูŽ ุฌูŽุจู’ู‡ูŽุชูู‡ูŽ ู…ูŽูƒู’ุดููˆู’ููŽุฉู‹ ูˆูŽุงู„ุชู‘ูŽุญูŽุงู…ูู„ู ุจูุฑูŽุฃู’ุณูู‡ู ูˆูŽุนูŽุฏูŽู…ู ุงู„ู’ู‡ููˆููŠู‘ู ู„ูุบูŽูŠู’ุฑูู‡ู ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ูŠูŽุณู’ุฌูุฏูŽ ุนูŽู„ูฐู‰ ุดูŽูŠู’ุกู ูŠูŽุชูŽุญูŽุฑู‘ูŽูƒู ุจูุญูŽุฑูŽูƒูŽุชูู‡ู ูˆูŽุงุฑู’ุชูููŽุงุนู ุฃูŽุณูŽุงููู„ูู‡ู ุนูŽู„ูฐู‰ ุฃูŽุนูŽุงู„ููŠู’ู‡ู ูˆูŽุงู„ุทู‘ูู…ูŽุฃู’ู†ููŠู’ู†ูŽุฉู ูููŠู’ู‡ู [Fasal] Syarat-syarat sujud ada 7, yaitu 1. Bersujud pada 7 anggota tubuh2. Dahinya terbuka3. Bertumpu dengan kepalanya4. Tidak menjatuhkan tubuh selain tanpa sujud5. Tidak bersujud pada sesuatu yang bergerak dengan gerakannya sendiri6. Mengangkat anggota tubuh bawah seperti pantat melebihi anggota tubuh atas seperti kepala dan pundak tenang di dalam Tubuh Wajib Ketika Sujud ููŽุตู’ู„ูŒ - ุฃูŽุนู’ุถูŽุงุกู ุงู„ุณู‘ูุฌููˆูุฏู ุณูŽุจู’ุนูŽุฉูŒ ุงู„ู’ุฌูŽุจู’ู‡ูŽุฉู ูˆูŽุจูุทููˆู’ู†ู ุฃูŽุตูŽุงุจุนู ุงู„ู’ูƒูŽูู‘ูŽูŠู’ู†ู ูˆูŽุงู„ุฑู‘ููƒู’ุจูŽุชูŽุงู†ู ูˆูŽุจูุทููˆู’ู†ู ุฃูŽุตูŽุงุจุนู ุงู„ุฑู‘ูุฌู’ู„ูŽูŠู’ู†ู [Fasal] Anggota-anggota tubuh untuk sujud ada 7, yaitu dahi, bagian dalam jari-jari kedua telapak tangan, dua lutut, dan bagian dalam jari-jari kedua telapak Tasydid Dalam Takhiyat Sholat ููŽุตู’ู„ูŒ - ุชูŽุดู’ุฏููŠู’ุฏูŽุงุชู ุงู„ุชู‘ูŽุดูŽู‡ู‘ูุฏู ุฅูุญู’ุฏูŽู‰ ูˆูŽุนูุดู’ุฑููˆู’ู†ูŽุŒ ุฎูŽู…ู’ุณูŒ ูููŠู’ ุฃูŽูƒู’ู…ูŽู„ูู‡ู ูˆูŽุณูุชู‘ูŽุฉูŽ ุนูŽุดู’ุฑูŽุฉูŽ ูููŠู’ ุฃูŽู‚ูŽู„ู‘ูู‡ู ุงู„ุชู‘ูŽุญููŠู‘ูŽุงุชู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุชู‘ูŽุงุกู ูˆูŽุงู„ูŠูŽุงุกูุŒ ุงู„ู’ู…ูุจูŽุงุฑูŽูƒูŽุงุชู ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽูˆูŽุงุชู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุตู‘ูŽุงุฏูุŒ ุงู„ุทู‘ูŽูŠู‘ูุจูŽุงุชู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุทู‘ูŽุงุกู ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽุงุกูุŒ ู„ูู„ู‘ูฐู‡ู ุนูŽู„ูฐู‰ ู„ูŽุงู…ู ุงู„ู’ุฌูŽู„ูŽุงู„ูŽุฉูุŒ ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุณู‘ููŠู’ู†ูุŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ูŠูŽุงุกู ูˆูŽุงู„ู†ู‘ููˆู’ู†ู ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽุงุกูุŒ ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ู ุนูŽู„ูฐู‰ ู„ูŽุงู…ู ุงู„ู’ุฌูŽู„ูŽุงู„ูŽุฉูุŒ ูˆูŽุจูŽุฑูŽูƒูŽุงุชูู‡ู ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุณู‘ููŠู’ู†ูุŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ูˆูŽุนูŽู„ูฐู‰ ุนูุจูŽุงุฏู ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ู ุนูŽู„ูฐู‰ ู„ูŽุงู…ู ุงู„ู’ุฌูŽู„ูŽุงู„ุฉูุŒ ุงู„ุตู‘ูŽุงู„ูุญููŠู’ู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุตู‘ูŽุงุฏูุŒ ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ุฅูู„ูฐู‡ูŽ ุนูŽู„ูฐู‰ ู„ูŽุงู…ู ุฃูŽู„ูููุŒ ุฅู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูฐู‰ ู„ูŽุงู…ู ุฃูŽู„ููู ูˆูŽู„ูŽุงู…ู ุงู„ู’ุฌูŽู„ูŽุงู„ูŽุฉูุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ููˆู’ู†ูุŒ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ู ุนูŽู„ูฐู‰ ู…ููŠู’ู…ู ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุฑู‘ูŽุงุกู ูˆูŽุนูŽู„ูฐู‰ ู„ูŽุงู…ู ุงู„ู’ุฌูŽู„ูŽุงู„ูŽุฉู [Fasal] Tasydid-tasydid tasyahhud takhiyat ada 21, 5 yang paling sempurna dan 16 yang paling sedikit, yaitu kalimat "ุงู„ุชู‘ูŽุญููŠู‘ูŽุงุชู" ada pada huruf ta', kalimat "ุงู„ู’ู…ูุจูŽุงุฑูŽูƒูŽุงุชู ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽูˆูŽุงุชู" pada huruf shod, kalimat "ุงู„ุทู‘ูŽูŠู‘ูุจูŽุงุชู" pada huruf tho' dan huruf ya', kalimat "ู„ูู„ู‘ูฐู‡ู" pada huruf lam jalalah, kalimat "ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู" pada huruf sin, kalimat "ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู" pada huruf ya, nun, dan ya', kalimat "ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ู" pada huruf lam jalalah, kalimat "ูˆูŽุจูŽุฑูŽูƒูŽุงุชูู‡ู ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู" pada huruf sin, kalimat "ุนูŽู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ูˆูŽุนูŽู„ูฐู‰ ุนูุจูŽุงุฏู ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ู" pada huruf lam jalalah, kalimat "ุงู„ุตู‘ูŽุงู„ูุญููŠู’ู†ูŽ" pada huruf shod, kalimat " ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ุฅูู„ูฐู‡ูŽ" pada huruf lam alif, kalimat "ุฅู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู" pada huruf lam alif dan lam jalalah, kalimat "ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘" pada huruf nun, kalimat "ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ู" pada mim lafadz "ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู", pada huruf lam, dan pada huruf lam Tasydid Dalam Sholawat Nabi Ketika Sholat ููŽุตู’ู„ูŒ - ุชูŽุดู’ุฏููŠู’ุฏูŽุงุชู ุฃูŽู‚ูŽู„ู‘ู ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนูŒ ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽุงู…ู ูˆูŽุงู„ู’ู…ููŠู’ู…ูุŒ ุตูŽู„ู‘ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽุงู…ูุŒ ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู…ููŠู’ู…ู [Fasal] Tasydid-tasydid sholawat nabi paling sedikit ada 4, yaitu kalimat "ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ" pada huruf lam dan huruf mim, kalimat "ุตูŽู„ู‘ู" pada huruf lam, kalimat "ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู" pada huruf Membaca Sholawat Nabi Dalam Tahiyal Sholat ููŽุตู’ู„ูŒ - ุฃูŽู‚ูŽู„ู‘ู ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ุŒ ุชูŽุดู’ุฏููŠู’ุฏู ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุณู‘ููŠู’ู†ู [Fasal] Ucapan salam paling sedikit adalah kalimat "ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’", tasydid kalimat salam pada huruf sin. Wallahu a'lam bisshowab,Baca lebih lanjut Terjemah Kitab Matan Safinatun Najah Bahasa Indonesia.

ZawiyahDuha Bersama Buya Yahya | 20 Ramadhan 1439 H / 05 Juni 2018Follow our Channel :Website : Channel : http://www.albahjah.tv/Rad

Terjemah Kitab Matan Safinatun Najah Bahasa Indonesia, Bagian 2, Bab Sholat Jamak, Sholat Qashar, dan Sholat Jum' Jamak Taqdim ููŽุตู’ู„ูŒ - ุดูุฑููˆู’ุทู ุฌูŽู…ู’ุนู ุงู„ุชู‘ูŽู‚ู’ุฏููŠู’ู…ู ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนูŽุฉูŒ ุงู„ู’ุจูŽุฏูŽุงุกูŽุฉู ุจูุงู„ู’ุฃููˆู’ู„ูฐู‰ ูˆูŽู†ููŠู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ุฌูŽู…ู’ุนู ูููŠู’ู‡ูŽุง ูˆูŽุงู„ู’ู…ููˆูŽุงู„ูŽุงุฉู ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู…ูŽุง ูˆูŽุฏูŽูˆูŽุงู…ู ุงู„ู’ุนูุฐู’ุฑู [Fasal] Syarat-syarat jamak taqdim ada 4, yaitu 1. Mengawali sholat yang pertama2. Niat jamak di dalam sholat yang pertama3. Muwalah berutut-turut di antara sholat pertama dan kedua4. Tetapnya udzur 1Catatan 1 Maksudnya adalah ketika melakukan jamak taqdim maka ia masih berada pada masa udzur misalnya karena musafir di mana ia diperbolehkan melakukan jamak sampai masuk takbiratul ihram di waktu sholat JamakTa'khir ููŽุตู’ู„ูŒ - ุดูุฑููˆู’ุทู ุฌูŽู…ู’ุนู ุงู„ุชู‘ูŽุฃู’ุฎููŠู’ุฑู ุงุซู’ู†ูŽุงู†ู ู†ููŠู‘ูŽุฉู ุงู„ุชู‘ูŽุฃู’ุฎููŠู’ุฑู ูˆูŽู‚ูŽุฏู’ ุจูŽู‚ููŠูŽ ู…ูู†ู’ ูˆูŽู‚ู’ุชู ุงู„ู’ุฃููˆู’ู„ูฐู‰ ู…ูŽุง ูŠูŽุณูŽุนูู‡ูŽุง ูˆูŽุฏูŽูˆูŽุงู…ู ุงู„ู’ุนูุฐู’ุฑู ุฅูู„ูฐู‰ ุชูŽู…ูŽุงู…ู ุงู„ุซู‘ูŽุงู†ููŠูŽุฉู [Fasal] Syarat-syarat jamak ta'khir ada 2, yaitu 1. Niat jamak ta'khir dan masih tersisa waktu yang bisa memuat niat itu di waktu sholat pertama2. Tetapnya udzur sampai sempurnanya waktu sholat Qashar Sholat ููŽุตู’ู„ูŒ - ุดูุฑููˆู’ุทู ุงู„ู’ู‚ูŽุตู’ุฑู ุณูŽุจู’ุนูŽุฉูŒ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽูƒููˆู’ู†ูŽ ุณูŽููŽุฑูู‡ู ู…ูŽุฑู’ุญูŽู„ูŽุชูŽูŠูŽู†ู ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ูŠูŽูƒููˆู’ู†ูŽ ู…ูุจูŽุงุญู‹ุง ูˆูŽุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ู ุจูุฌูŽูˆูŽุงุฒู ุงู„ู’ู‚ูŽุตู’ุฑู ูˆูŽู†ููŠู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ู‚ูŽุตู’ุฑู ุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ู’ุฅูุญู’ุฑูŽุงู…ู ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ุชูŽูƒููˆู’ู†ูŽ ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ุฑูุจูŽุงุนููŠู‘ูŽุฉู‹ ูˆูŽุฏูŽูˆูŽุงู…ู ุงู„ุณู‘ูŽููŽุฑู ุฅูู„ูฐู‰ ุชูŽู…ูŽุงู…ูู‡ูŽุง ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ูŠูŽู‚ู’ุชูŽุฏููŠูŽ ุจูู…ูุชูู…ู‘ู ูููŠู’ ุฌูุฒู’ุกู ู…ูู†ู’ ุตูŽู„ูŽุงุชูู‡ู [Fasal] Syarat-syarat qashar sholat ada 7, yaitu 1. Perjalanannya harus 2 marhalah 2Catatan 2 Para ulama' ahli fiqih berbeda pendapat dalam menentukan jarak 2 marhalah, ada yang berpendapat sekitar 80,64 km, 88,704 km, 96 km, dan ada pula yang berpendapat 119,9 Perjalanannya karena unsur mubah3. Mengetahui kebolehan qashar sholat4. Niat qashar ketika takbiratul ihram5. Sholat yang diqashar adalah sholat 4 rakaat6. Tetapnya perjalanan sampai sempurnanya sholat sholat qashar yang dilakukan pada saat itu7. Tidak mengikuti bermakmum pada orang sempurna sholatnya 3 di bagian dari sholatnyaCatatan 3 Orang yang mengqashar sholat tidak boleh bermakmum pada orang sempurna sholatnya orang yang tidak mengqashar sholat, meskpun hanya mendapati rakaat terakhir saja, baik imamnya itu adalah orang mukim maupun orang musafir. Apabila ia menjadi makmum orang yang tidak mengqashar, maka ia harus menyempurnakan rakaatnya menjadi 4 rakaat, bukan mengqasharnya. Sebaliknya, orang yang tidak mengqashar sholat baik mukim maupun musafir boleh bermakmum pada orang yang mengqashar Sholat Jum'at ููŽุตู’ู„ูŒ - ุดูุฑููˆู’ุทู ุงู„ู’ุฌูู…ูุนูŽุฉู ุณูุชู‘ูŽุฉูŒ ุฃูŽู†ู’ ุชูŽูƒููˆู’ู†ูŽ ูƒูู„ู‘ูู‡ูŽุง ูููŠู’ ูˆูŽู‚ู’ุชู ุงู„ุธู‘ูู‡ู’ุฑู ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ุชูู‚ูŽุงู…ูŽ ูููŠู’ ุฎูุทู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ุจูŽู„ูŽุฏู ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ุชูุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุฌูŽู…ูŽุงุนูŽุฉู‹ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ูŠูŽูƒููˆู’ู†ููˆู’ุง ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนููŠู’ู†ูŽ ุฃูŽุญู’ุฑูŽุงุฑู‹ุง ุฐููƒููˆู’ุฑู‹ุง ุจูŽุงู„ูุบููŠู’ู†ูŽ ู…ูุณู’ุชูŽูˆู’ุทูู†ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ุชูŽุณู’ุจูู‚ูŽู‡ูŽุง ูˆูŽู„ูŽุง ุชูู‚ูŽุงุฑูู†ูŽู‡ูŽุง ุฌูู…ูุนูŽุฉูŒ ูููŠู’ ุฐูฐู„ููƒูŽ ุงู„ู’ุจู„ูŽุฏู ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุชูŽู‚ูŽุฏู‘ูŽู…ูŽู‡ูŽุง ุฎูุทู’ุจูŽุชูŽุงู†ู [Fasal] Syarat-syarat sholat jum'at ada 6, yaitu 1. Sholat jum'at seluruhnya dilakukan di waktu dzuhur2. Sholat jum'at dilakukan di dalam rancangan bangunan Sholat jum'at dilakukan secara berjamaah4. Para jamaah jum'ah harus berjumlah 40 orang, merdeka, laki-laki, baligh, dan menempati kota mukim5. Tidak didahului dan tidak dibaregi oleh sholat jum'at lain di kota itu6. Didahului 2 khutbahRukun-Rukun Khutbah Jum'at ููŽุตู’ู„ูŒ - ุฃูŽุฑู’ูƒูŽุงู†ู ุงู„ู’ุฎูุทู’ุจูŽุชูŽูŠู’ู†ู ุฎูŽู…ู’ุณูŽุฉูŒ ุญูŽู…ู’ุฏู ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ู ูููŠู’ู‡ูู…ูŽุง ูˆูŽุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูููŠู’ู‡ูู…ูŽุง ูˆูŽุงู„ู’ูˆูŽุตููŠู‘ูŽุฉู ุจูุงู„ุชู‘ูŽู‚ู’ูˆูฐู‰ ูููŠู’ู‡ูู…ูŽุง ูˆูŽู‚ูุฑูŽุงุกูŽุฉู ุฃูฐูŠูŽุฉู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ู ูููŠู’ ุฅูุญู’ุฏูŽุงู‡ูู…ูŽุง ูˆูŽุงู„ุฏู‘ูุนูŽุงุกู ู„ูู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุงุชู ูููŠู’ ุงู„ู’ุฃูŽุฎููŠู’ุฑูŽุฉู [Fasal] Rukun-rukun 2 khutbah jum'at ada 5, yaitu 1. Memuji Allah di dalam kedua khutbah Membaca sholawat Nabi SAW di dalam kedua khutbah itu3. Wasiat taqwa kepada Allah SWT di dalam kedua khutbah itu. 4. Membaca ayat Al-Qur'an di dalam salah satu dari kedua khutbah itu5. Berdoa untuk orang-orang mukmin laki-laki dan wanita di khutbah Khutbah Jum'at ููŽุตู’ู„ูŒ - ุดูุฑููˆู’ุทู ุงู„ู’ุฎูุทู’ุจูŽุชูŽูŠู’ู†ู ุนูŽุดูŽุฑูŽุฉูŒ ุงู„ุทู‘ูŽู‡ูŽุงุฑูŽุฉู ุนูŽู†ู ุงู„ู’ุญูŽุฏูŽุซูŽูŠู’ู†ู ุงู„ู’ุฃูŽุตู’ุบูŽุฑู ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ูˆูŽุงู„ุทู‘ูŽู‡ูŽุงุฑูŽุฉู ุนูŽู†ู ุงู„ู†ู‘ูŽุฌูŽุงุณูุฉู ููู‰ ุงู„ุซู‘ูŽูˆู’ุจู ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽุฏูŽู† ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽูƒูŽุงู†ู ูˆุณูŽุชู’ุฑู ุงู„ู’ุนูŽูˆู’ุฑูŽุฉู ูˆูŽุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู‚ูŽุงุฏูุฑู ูˆูŽุงู„ู’ุฌูู„ููˆู’ุณู ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู…ูŽุง ููŽูˆู’ู‚ูŽ ุทูู…ูŽุฃู’ู†ููŠู’ู†ูŽุฉู ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ูˆูŽุงู„ู’ู…ููˆูŽุงู„ูŽุงุฉู ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู…ูŽุง ูˆูŽุงู„ู’ู…ููˆูŽุงู„ูŽุงุฉู ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู…ูŽุง ูˆูŽุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ุชูŽูƒููˆู’ู†ูŽ ุจูุงู„ู’ุนูŽุฑูŽุจููŠู‘ูŽุฉู ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ูŠูุณู’ู…ูุนูŽู‡ูู…ูŽุง ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ุชูŽูƒููˆู’ู†ูŽ ูƒูู„ูู‘ู‡ูŽุง ูููŠู’ ูˆูŽู‚ู’ุชู ุงู„ู’ุธูู‡ู’ุฑู [Fasal] Syarat-syarat 2 khutbah jum'at ada 10, yaitu 1. Suci dari hadats kecil dan hadats besar2. Suci dari najis di dalam pakaian, badan, dan tempat3. Menutup aurat4. Berdiri bagi orang yang Duduk di antara kedua khutbah itu kira-kira waktunya di atas tumakninah sholat6. Muwalah berturut-turut di antara 2 khutbah itu7. Muwalah berturut-turut di antara 2 khutbah itu dan di antara sholat jum'at8. Khutbah harus dengan bahasa Arab9. Khotib mampu memperdengarkan 2 khutbah pada 40 orang jamaah10. Khutbah keseluruhan dilakukan di waktu dhuhur Wallahu a'lam bisshowab,Baca lebih lanjut Terjemah Kitab Matan Safinatun Najah Bahasa Indonesia.
1 Perjalanannya harus 2 marhalah (2) Catatan (2) : Para ulama' ahli fiqih berbeda pendapat dalam menentukan jarak 2 marhalah, ada yang berpendapat sekitar 80,64 km, 88,704 km, 96 km, dan ada pula yang berpendapat 119,9 km. 2. Perjalanannya karena unsur mubah. 3. Mengetahui kebolehan qashar sholat. 4. Syarat sah shalat itu apa saja? Di dalam bahasan ini dibahas pula masalah hadats dan rincian aurat. ุดูุฑููˆู’ุทู ุงู„ุตู‘ูŽู„ุงูŽุฉู ุซูŽู…ูŽุงู†ููŠูŽุฉูŒ 1- ุทูŽู‡ูŽุงุฑูŽุฉู ุงู„ู’ุญูŽุฏูŽุซูŽูŠู’ู†ู. ูˆูŽ2- ุงู„ุทู‘ูŽู‡ูŽุงุฑูŽุฉู ุนูŽู†ู ุงู„ู†ู‘ูŽุฌูŽุงุณูŽุฉู ูููŠู’ ุงู„ุซู‘ูŽูˆู’ุจู ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽุฏูŽู†ู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽูƒูŽุงู†ู. ูˆูŽ3- ุณูŽุชู’ุฑู ุงู„ู’ุนูŽูˆู’ุฑูŽุฉู. ูˆูŽ4- ุงุณู’ุชูู‚ู’ุจูŽุงู„ู ุงู„ู’ู‚ูุจู’ู„ูŽุฉู. ูˆูŽ5- ุฏูุฎููˆู’ู„ู ุงู„ู’ูˆูŽู‚ู’ุชู. ูˆูŽ6- ุงู„ู’ุนูู„ู’ู…ู ุจูููŽุฑู’ุถููŠู‘ูŽุชูู‡ูŽุง. ูˆูŽ7- ุฃูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ูŠูŽุนู’ุชูŽู‚ูุฏูŽ ููŽุฑู’ุถูŽุงู‹ ู…ูู†ู’ ููุฑููˆู’ุถูู‡ูŽุง ุณูู†ู‘ูŽุฉู‹. ูˆูŽ8- ุงุฌู’ุชูู†ูŽุงุจู ุงู„ู’ู…ูุจู’ุทูู„ุงูŽุชู. Fasal Syarat shalat ada 8, yaitu [1] suci dari dua hadats besar dan kecil, [2] suci dari najis pada pakaian, badan, dan tempat, [3] menutup aurat, [4] menghadap qiblat, [5] masuk waktu, [6] mengetahui bahwa shalat itu fardhu, [7] tidak meyakini fardhu shalat sebagai sunnah, dan [8] menjauhi pembatal-pembatalnya. Catatan Syarat wujub diwajibkan shalat ada enam 1 Islam*, 2 baligh, 3 berakal, 4 bersih dari haidh dan nifas, 5 telah sampainya dakwah, 6 selamat panca indera.** Lihat Nail Ar-Rajaaโ€™ bi Syarh Safinah An-Najah, hlm. 207. Catatan dari Syaikh Dr. Labib *Orang kafir ketika kafirnya tidaklah dituntut untuk shalat karena shalatnya dianggap tidak sah. Ia tidaklah diperintah untuk mengqadhaโ€™ shalatnya kalau kafirnya adalah kafir asli. Sedangkan orang murtad, ia diperintahkan mengqadhaโ€™ shalatnya ketika kembali masuk Islam. **Shalat bagi orang yang lahir dalam keadaan buta dan tuli tidaklah wajib, ia tidak perlu mengqadha kalau akhirnya bisa melihat atau mendengar. Syarat untuk tiap ibadah Islam Tamyiz Ilmu mengenai wajibnya Tidak meyakini sesuatu yang wajib sebagai sunnah. Syarat yang khusus untuk shalat Suci dari hadats kecil dan hadats besar Suci dari najis pada badan, pakaian, dan tempat Menutup aurat Menghadap kiblat Masuk waktu shalat Pertama Suci dari dua hadats Maksudnya adalah suci dari hadats kecil dan hadats besar dengan air atau debu dengan syaratnya. Shalat dari orang yang tanpa bersuci padahal air atau debu itu ada, lalu dalam keadaan sengaja dan tahu, ia berdosa. Kalau dalam keadaan lupa, ia diberi ganjaran karena niatnya. Adapun yang luput dari air atau debu, ia wajib shalat dalam rangka menghormati waktu dan shalatnya tetap diulang. Shalat dalam keadaan berhadats Siapa yang shalat dalam keadaan lupa atau tidak tahu kalau ia masih dalam keadaan berhadats, maka shalatnya wajib diulangi. Hal ini disepakati oleh para ulama sebagaimana ada ijmak yang dinyatakan oleh Ibnu Abdil Barr, Imam Nawawi, Ibnu Taimiyyah, dan Ibnu Rajab. Siapa yang tidak mendapati air, juga tidak mendapati debu karena ada uzur yang teranggap seperti karena ditawan atau sakit, maka ia shalat sesuai kondisinya, dan shalatnya tidak perlu diulang. Inilah pendapat dalam madzhab Hambali, pendapat ulama Malikiyyah, salah satu pendapat Syafiโ€™iyyah, dipilih pula oleh Imam Bukhari, Ibnu Hazm, Imam Nawawi, Ibnu Taimiyyah, Ibnu Utsaimin, dan fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah komisi fatwa KSA. Kedua Bersuci dari najis pada pakaian, badan, dan tempat Maksudnya adalah suci dari najis ghair al-maโ€™fuu anhaa, najis yang tidak termaafkan. As-Sayyid Ahmad bin Umar menjelaskan, โ€œBersuci dari najis maksudnya adalah membersihkan najis yang tidak dimaafkan yang ada pada pakaian orang yang shalat dan semacamnya, termasuk juga yang dibawa, atau menempel dengan sesuatu yang dibawa. Begitu pula yang dimaksud adalah bersuci dari najis yang ada pada badan, termasuk yang ada dalam bagian dalam mata, mulut, dan hidung. Begitu pula tempat yang digunakan untuk shalat harus suci karena bertemu langsung dengan badan dan sesuatu yang dibawa.โ€ Nail Ar-Rajaaโ€™ bi Syarh Safinah An-Najah, hlm. 207. Rincian pendapat ulama, shalat dalam keadaan bernajis Jika tidak mampu atau ada bahaya sehingga tidak bisa menghilangkan najis, maka shalat dalam keadaan seperti itu, dan shalatnya tidak perlu diulangi. Inilah pendapat ulama Hanafiyyah, salah satu pendapat Hambali, pendapat Ibnu Qudamah, Ibnu Taimiyyah, Ibnu Baz, dan Ibnu Utsaimin. Jika mendapati najis pada badan atau pakaian ketika shalat, maka hendaklah najis tersebut dihilangkan tanpa tersisa, maka shalatnya tetap sah. Seperti ini adalah ijmak sebagaimana dinukil oleh Imam Nawawi dan Ibnu Hajar. Jika seseorang shalat terkena najis dalam keadaan lupa, tidak tahu, maka shalatnya sah dan tidak perlu diulang. Inilah pendapat Imam Ahmad dalam salah satu riwayat, pendapat Imam Syafiโ€™i yang qadim, dipilih oleh Ibnul Mundzir, Imam Nawawi, Ibnu Taimiyyah, Ibnul Qayyim, Ibnu Baz, dan Ibnu Utsaimin. Ketiga Menutup aurat Syarat sah shalat yang ketiga adalah menutup aurat dengan sesuatu yang menyelimutinya dan dapat mencegah untuk mengetahui warna kulitnya dilihat dari jarak pembicaraan biasa bagi orang yang normal pandangannya. Apabila penutup itu menampakkan bentuk tubuhnya seperti celana ketat, masih diperbolehkan untuk shalat tetapi disertai hukum makruh. Sesuatu yang tidak ada jizmnya konkritnya tidak bisa dijadikan penutup aurat seperti gelap malam, bekas pacar, atau pewarna yang tidak wujud konkrit menutup. Apabila seseorang tidak mendapati sesuatu yang menutupi seluruh auratnya, maka dahulukan menutup qubul dan dubur, kemudian menutupi qubul kemaluan. Bila tidak mendapati apa pun, maka diperbolehkan mengerjakan shalat dalam keadaan telanjang dan tidak perlu diqadhaโ€™ shalatnya. Catatan dari Al-Muโ€™tamad fii Al-Fiqh Asy-Syafiโ€™i mengenai syarat menutup aurat Menutup aurat ini termasuk syarat sah shalat, baik bagi laki-laki maupun perempuan, baik shalat di hadapan orang lain maupun shalat sendirian, berlaku dalam shalat wajib maupun shalat sunnah, shalat jenazah maupun thawaf, termasuk pula ketika melakukan sujud tilawah dan sujud syukur. Jika aurat orang yang shalat itu terbuka, tidak sah shalatnya baik terbuka banyak maupun sedikit, atau itu sebagian saja. Walaupun ia shalat dalam keadaan tertutup dari pandangan orang, kemudian setelah selesai shalat, ada bagian yang terbuka auratnya, wajib shalatnya diulang, terserah ia mengetahuinya sebelum shalat lalu ia lupa, ataukah ia tidak mengetahuinya sama sekali. Jika aurat terbuka karena angin, lalu ditutup seketika itu juga, shalatnya tidak batal. Namun, jika tidak segera ditutup, shalatnya batal karena kelalaian. Jika tidak mampu menutup aurat, wajib shalat dalam keadaan telanjang, kemudian ia lakukan rukuk dan sujudnya, dan tanpa mengulangi shalatnya menurut pendapat al-ashah yang paling kuat. Namun, jika pakaian untuk menutup aurat mampu dibeli atau disewa, maka wajib dibeli atau disewa. Atau kalau ada pakaian orang lain, bisa meminta izin meminjamnya. Hikmah menutup aurat dalam shalat adalah karena seseorang yang shalat sedang menghadap Allah, maka harusnya dalam keadaan yang sempurna dan terbaik. Di luar shalat juga wajib menutup aurat kecuali dalam keadaan sendirian karena ada hajat seperti mandi. Jika seorang muslim atau muslimah dalam keadaan butuh atau darurat diminta untuk menyingkap aurat, misal untuk kebutuhan berobat atau khitan, maka boleh seperti itu. Kondisinya ketika itu dalam keadaan hajat dan darurat. Namun, yang dibuka hanyalah yang butuh dilihat. Keempat Menghadap kiblat Syarat sah shalat yang keempat adalah menghadap ainul Kabah persis ke Kabah dengan dadanya. Apabila seseorang shalat di dalam Kabah, maka wajib menghadap ke bangunan Kabah setinggi 2/3 hasta sekitar 30 cm atau lebih, seperti menghadap ke pintunya yang tertutup atau ambang pintu. Beberapa masalah yang tidak disyaratkan menghadap kiblat Shalat sunnah dalam perjalanan safar yang diperbolehkan syariat menuju suatu tempat, yang batasannya hingga tidak terdengar panggilan Jumat atau lebih dari batasan itu, jika terpenuhi syarat qashar shalat di antaranya menempuh jarak 83 km. Shalat dalam keadaan syiddah al-khauf sangat genting, sangat takut. Shalat yang disamakan dengan keadaan khauf, seperti shalat yang tidak mampu menghadap kiblat karena sakit dan tidak ada seseorang yang menghadapkannya ke kiblat, atau shalat orang yang sedang terombang-ambing di lautan, atau orang yang sedang terikat di sebuah kayu, misalnya, atau tersalib, ia shalat sesuai kemampuannya, shalatnya nanti diulangi. Adapun shalat syiddah al-khauf dan shalat sunnah saat safar tidak perlu diulangi. Kelima Masuk waktu shalat Masuk waktu shalat bisa diketahui secara yakin atau sangkaan dengan ijtihad. Keenam Mengetahui shalat itu fardhu Orang yang shalat mesti meyakini bahwa shalat itu wajib. Jika ia ragu-ragu akan wajibnya, shalat tidaklah sah. Ketujuh Tidak meyakini fardhu shalat sebagai sunnah Bentuknya Meyakini rukun tertentu dalam shalat sebagai perkara sunnah, shalatnya tidak sah. Meyakini seluruh rukun shalat sebagai perkara sunnah, shalatnya tidak sah pula. Misal yang tidak sah Meyakini membaca surah Al-Fatihah dan rukuk sebagai sunnah shalat. Kedelapan Menjauhi pembatal-pembatalnya Insya Allah akan datang penjelasannya. [Pembagian Hadats] ุงู„ุฃูŽุญู’ุฏูŽุงุซู ุงุซู’ู†ูŽุงู†ู ุฃูŽุตู’ุบูŽุฑูุŒ ูˆูŽุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู. ููŽุงู„ุฃูŽุตู’ุบูŽุฑู ู…ูŽุง ุฃูˆู’ุฌูŽุจูŽ ุงู„ู’ูˆูุถููˆู’ุกูŽ. ูˆูŽุงู„ุฃูŽูƒุจูŽุฑู ู…ูŽุง ุฃูŽูˆู’ุฌูŽุจูŽ ุงู„ู’ุบูุณู’ู„ูŽ. Hadats itu ada dua, yaitu ashghor kecil dan akbar besar. Ashghor adalah hadats yang mewajibkan wudhu dan akbar adalah yang mewajibkan mandi. Catatan Ahdats adalah bentuk jamak dari hadats. Secara bahasa, hadats berarti sesuatu yang terjadi. Secara istilah syariat, hadats memiliki tiga makna Sebab yang menghentikan thaharah bersuci Suatu perkara maknawi yang terdapat di anggota tubuh dan mencegah sahnya shalat, di mana tidak ada suatu keadaan yang membolehkannya. Suatu pencegah yang terjadi karena adanya beberapa sebab. Yang dimaksud dalam pembahasan kali ini adalah yang pertama. Sebab yang menghentikan thaharah ada dua macam Hadats kecil Hadats besar Hadats kecil adalah hadats yang mewajibkan wudhu karenanya seperti hilang akal, keluarnya sesuatu selain mani dari dua jalan yaitu qubul dan dubur. Hadats besar adalah hadats yang mewajibkan mandi karenanya seperti haidh dan junub. [Pembagian Aurat] ุงู„ู’ุนูŽูˆู’ุฑูŽุงุชู ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนูŒ 1- ุนูŽูˆู’ุฑูŽุฉู ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ู…ูุทู’ู„ูŽู‚ูŽุงู‹. ูˆูŽุงู„ุฃูŽู…ูŽุฉู ูููŠู’ ุงู„ุตู‘ูŽู„ุงูŽุฉู ู…ูŽุง ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ุณู‘ูุฑูŽุฉู ูˆุงู„ุฑู‘ููƒู’ุจูŽุฉู. ูˆูŽ2- ุนูŽูˆู’ุฑูŽุฉู ุงู„ู’ุญูุฑู‘ูŽุฉู ูููŠู’ ุงู„ุตู‘ูŽู„ุงูŽุฉู ุฌูŽู…ููŠู’ุนู ุจูŽุฏูŽู†ูู‡ูŽุง ู…ูŽุง ุณููˆูŽู‰ ุงู„ู’ูˆูŽุฌู’ู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ูƒูŽูู‘ูŽูŠู’ู†ู. ูˆูŽ3- ุนูŽูˆู’ุฑูŽุฉู ุงู„ู’ุญูุฑู‘ูŽุฉู ูˆูŽุงู„ุฃูŽู…ูŽุฉู ุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ุฃูŽุฌูŽุงู†ูุจู ุฌูŽู…ููŠู’ุนู ุงู„ู’ุจูŽุฏูŽู†ู. ูˆูŽ4- ุนูู†ู’ุฏูŽ ู…ูŽุญูŽุงุฑูู…ูู‡ู…ูŽุง ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูุณูŽุงุกู ู…ูŽุง ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ุณู‘ูุฑู‘ูŽุฉู ูˆูŽุงู„ุฑู‘ููƒู’ุจูŽุฉู. Aurat itu ada 4, yaitu [1] aurat lelaki mutlak dan budak wanita di dalam shalat yakni antara pusar dan lutut, [2] aurat wanita merdeka bukan budak di dalam shalat adalah seluruh badannya selain wajah dan telapak tangan, [3] aurat wanita merdeka dan budak wanita terhadap lelaki asing adalah seluruh badannya, dan [4] sementara aurat keduanya terhadap mahrom dan wanita lain adalah antara pusar dan lutut. Catatan Aurat secara bahasa berarti an-naqshu, sesuatu yang kurang. Aurat adalah sesuatu yang wajib ditutupi. Hal ini dijelaskan oleh para ahli fiqih dan dijelaskan dalam syarat shalat. Ulama lainnya mengatakan, aurat adalah sesuatu yang diharamkan untuk dilihat. Pengertian kedua ini akan ditemukan dalam bahasan nikah. Macam aurat dipandang dari batasannya bagi setiap orang dan setiap keadaan terbagi menjadi empat 1 Aurat laki-laki secara mutlak, di dalam shalat dan di luar shalat dan budak wanita di dalam shalat Antara pusar dan lutut. Baiknya pusar dan lutut ditutup karena ู…ูŽุง ู„ุงูŽ ูŠูŽุชูู…ู‘ู ุงู„ูˆูŽุงุฌูุจู ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุจูู‡ู ููŽู‡ููˆูŽ ูˆูŽุงุฌูุจูŒ Sesuatu yang tidaklah sempurna yang wajib kecuali dengannya, maka ia menjadi wajib. Maka menutup bagian dari pusar dan bagian dari lutut itu wajib. 2 Aurat wanita di dalam shalat Seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Termasuk bagian dalam telapak kaki wajib ditutup. Tangan yang boleh dibuka adalah punggung dan bagian dalam telapak tangan hingga pergelangan tangan. Pergelangan tangan wajib ditutup. Baca juga Apakah Bawah Dagu Wanita Harus Ditutup Saat Shalat? 3 Aurat wanita dengan laki-laki ajanib bukan mahram Seluruh tubuh sampai pun wajah dan kedua telapak tangan. menurut penulis Safinah An-Naja Ajanib adalah yang tidak memiliki hubungan mahram karena nasab, persusuan, atau pernikahan. Mengenai aurat wanita di luar shalat diterangkan dalam dua ayat berikut ini. Ayat pertama, ูŠูŽุง ุฃูŽูŠูู‘ู‡ูŽุง ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ู‚ูู„ู’ ู„ูุฃูŽุฒู’ูˆูŽุงุฌููƒูŽ ูˆูŽุจูŽู†ูŽุงุชููƒูŽ ูˆูŽู†ูุณูŽุงุกู ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู†ูŽ ูŠูุฏู’ู†ููŠู†ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู†ูŽู‘ ู…ูู†ู’ ุฌูŽู„ูŽุงุจููŠุจูู‡ูู†ูŽู‘ ุฐูŽู„ููƒูŽ ุฃูŽุฏู’ู†ูŽู‰ ุฃูŽู†ู’ ูŠูุนู’ุฑูŽูู’ู†ูŽ ููŽู„ูŽุง ูŠูุคู’ุฐูŽูŠู’ู†ูŽ ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุบูŽูููˆุฑู‹ุง ุฑูŽุญููŠู…ู‹ุง โ€œHai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin โ€œHendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh merekaโ€. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.โ€ QS. Al-Ahzab 59 Ayat kedua, ูˆูŽู‚ูู„ู’ ู„ูู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุงุชู ูŠูŽุบู’ุถูุถู’ู†ูŽ ู…ูู†ู’ ุฃูŽุจู’ุตูŽุงุฑูู‡ูู†ูŽู‘ ูˆูŽูŠูŽุญู’ููŽุธู’ู†ูŽ ููุฑููˆุฌูŽู‡ูู†ูŽู‘ ูˆูŽู„ูŽุง ูŠูุจู’ุฏููŠู†ูŽ ุฒููŠู†ูŽุชูŽู‡ูู†ูŽู‘ ุฅูู„ูŽู‘ุง ู…ูŽุง ุธูŽู‡ูŽุฑูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง โ€œKatakanlah kepada wanita yang beriman, โ€œHendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa tampak dari padanya.โ€ QS. An-Nuur 31 Keterangan mengenai surah An-Nuur ayat 31, silakan perhatikan perkataan ulama Syafiiyyah berikut ini. Imam Ibrahim bin Ahmad Al-Baajuuri rahimahullah mengatakan, โ€œPara ulama sepakat bahwa dilarang wanita membuka wajahnya. Memandang wanita dapat membangkitkan syahwat dan menimbulkan godaan. โ€ฆ Yang baik dalam syariat ini adalah menutup jalan agar tidak terjerumus dalam keharaman. Sebagaimana berdua-duaan dengan yang bukan mahram juga dilarang karena menutup jalan agar tidak terjerumus dalam yang haram yang lebih parah. Namun, ulama Syafiiyah lainnya berpandangan bahwa membuka wajah tidaklah haram. Karena hal itu masih masuk dalam ayat โ€œdan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa tampak dari padanyaโ€. Yang dimaksudkan yang boleh ditampakkan adalah wajah dan telapak tangan, menurut ulama yang lain. Adapun yang menjadi pendapat resmi madzhab pendapat muโ€™tamad adalah pendapat yang mengatakan bahwa wajah itu ditutup, terkhusus lagi zaman ini dengan banyakan wanita yang keluar di berbagai jalan dan pasar. Namun, taklid pada pendapat kedua yang membolehkan membuka wajah tak masalah.โ€ Hasyiyah Al-Baajuuri, 3332-333 Baca juga Ajaklah Keluarga untuk Memakai Jilbab 4 Aurat wanita di hadapan wanita muslimah dan mahram antara pusar dan lutut. Catatan Aurat wanita muslimah di hadapan wanita kafir adalah yang tidak tampak saat bersih-bersih di dalam rumah. Referensi Al-Muโ€™tamad fii Al-Fiqh Asy-Syafii. Cetakan kelima, Tahun 1436 H. Prof. Dr. Muhammad Az-Zuhaily. Penerbit Darul Qalam. Nail Ar-Rajaโ€™ bi Syarh Safinah An-Naja. Cetakan pertama, Tahun 1439 H. Al-Allamah Al-Faqih As-Sayyid Ahmad bin Umar Asy-Syatiri. Penerbit Dar Al-Minhaj. Hasyiyah Al-Baajuuri ala Syarh Al-Allamah Ibn Qasim Al-Ghazzi ala Matn Abi Syujaโ€™. Cetakan kedua, Tahun 1441 H. Syaikh Ibrahim bin Muhammad bin Ahmad Al-Baajuuri. Penerbit Dar Al-Minhaj. Tahqiq Ar-Raghabaat bi At-Taqaasim wa At-Tasyjiraat li Thalabah Al-Fiqh Asy-Syafiโ€™i. Syaikh Dr. Labib Najib Abdullah Ghalib. Baca Juga Safinatun Naja Syarat dan Pembatal Wudhu Syarat Sah Shalat Jumโ€™at โ€” Catatan 15-10-2021 Oleh Muhammad Abduh Tuasikal BABII LANDASAN TEORI BIMBINGAN KEAGAMAAN, KAJIAN KITAB SAFINATUN NAJAH, DAN MENINGKATKAN MOTIVASI IBADAH SHALAT FARDLU A. Konsep Bimbingan Keagamaan 1. Pengertian Bimbingan Keagamaan Bimbingan secara etimologi merupakan terjemahan bahasa Inggris yaitu "guidance" berasal dari kata kerja "to guide" yang ๏ปฟRamadhan adalah bulan yang didambakan kaum Muslimin seantero jagat, disambut dengan meningkatkan amal ibadah secara powerfull. Shaum Ramadhan adalah ibadah yang sangat penting, bahkan menjadi salah satu rukun Islam. Sebagai ibadah tertua di muka bumi dan terus berlaku sepanjang zaman, shaum Ramadhan mutlak diperlukan, karena umat manusia butuh derajat ketakwaan di hadapan Allah sesuai nas ayat โ€œlaโ€™allakum tattaqunโ€ agar kamu sekalian bertakwa. Identitas ketakwaan adalah modal berharga bagi manusia untuk menetralisir dosa, menuju ampunan Ilahi, meraih karunia yang besar dan menggapai surga eksekutif Ar-Rayyan. โ€œHai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah mempunyai karunia yang besarโ€ Qs Al-Anfal 29. โ€œSesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Rabb Yang Maha Berkuasaโ€ Qs Al-Qamar 54-55. "Sesungguhnya di surga itu ada sebuah pintu yang dinamakan Royyan, ahli shaum akan memasukinya melalui pintu itu pada hari kiamat, tidak seorang pun selain mereka memasuki melalui pintu itu" HR Al-Bukhari. Ramadhan menjadi sangat spesial, karena Allah mengaruniakan berbagai keistimewaan kepada Ramadhan, antara lain pintu-pintu surga terbuka lebar, pintu neraka ditutup rapat, dan ketika setan-setan dibelenggu tak berdaya, bau mulut yang sedang shaum itu lebih wangi di sisi Allah dibandingkan bau kesturi, dan diampuni dosa-dosa yang telah lewat. Meski keagungan Ramadhan begitu tinggi, namun disayangkan masih banyak kaum muslimin yang meremehkan puasa Ramadhan dan tidak tertarik dengan janji-janji Allah. Fenomena lain yang memprihatinkan, sebagian kaum muslimin sangat antusias menggapai keberkahan Ramadhan dengan berbagai amalan, namun minimnya ilmu membuat amalan itu jauh dari tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah. Karena itu, Yayasan Infaq Dakwah Center IDC sangat mengapresiasi upaya Abu Mujahid yang telah menyusun buku Tutorial Ramadhan ini. Untuk kepentingan dakwah tauhid, Abu Mujahid menginfakkan naskah buku ini untuk dicetak dan dibagikan kepada kaum Muslimin. Mudah-mudahan Allah membalas amal dakwah penulis dengan limpahan pahala yang sebesar-besarnya dan terus mengalir sebagai ilmu yang manfaat ilmun yuntafaโ€™ bih. Tak lupa kami sampaikan jazakumullah khairan kepada para muhsinin donatur yang telah berinfaq untuk penerbitan buku ini. Semoga infaknya membawa berkah, rizki melimpah, mensucikan jiwa, membersihkan harta, menolak bencana, menghapus dosa, dan menjadi shadaqah jariyah yang pehalanya terus mengalir. Semoga kehadiran buku ini bermanfaat bagi semua kalangan umat Islam dalam mengoptimalkan amal ibadah dan dakwah selama bulan Ramadhan. Terkhusus bagi para dai, mubaligh dan jurnalis Muslim, semoga buku ini bisa menjadi referensi dalam artikel, ceramah, kultum, dan mimbar-mimbar ilmiah. Shalawat dan salam tercurah atas Rasulullah dan keluarganya. Walhamdulillahi rabbil alamin. aOu51.
  • 318w4avbt8.pages.dev/167
  • 318w4avbt8.pages.dev/287
  • 318w4avbt8.pages.dev/156
  • 318w4avbt8.pages.dev/415
  • 318w4avbt8.pages.dev/550
  • 318w4avbt8.pages.dev/193
  • 318w4avbt8.pages.dev/32
  • 318w4avbt8.pages.dev/518
  • safinatun najah bab sholat